Kabargolkar.com - Legislator Golkar asal Pasuruan, telah terjun langsung ke KUD Sumberrejo Unit SKT
atau Mitra Produksi Sigaret (MPS), di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Sabtu (29/10/2022) kemarin.
Dalam kunjungan tersebut, anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini ingin melihat secara langsung semangat masyarakat, yang bertahan hidup dari industri hasil tembakau (IHT).
Anggota Komisi XI DPR ini menilai, selama ini kebijakan negara terhadap pelaku IHT sering tidak adil.
Misbakhun mengatakan, pemerintah pusat harus 'melek mata' akan kesejahteraan pekerja di IHT, khususnya para emak-emak.
"Semua hanya berbicara kesehatan, tetapi tidak pernah berbicara bagaimana petani tembakau, bagaimana ibu-ibu (emak-emak) pekerja SKT (sigaret keretek tangan),” kata Misbakhun dalam keterangan persnya, Minggu (30/10/2022).
Kehadiran Misbakhun itu, disambut tepuk tangan meriah dari emak-emak pekerja SKT dan pengurus KUD Sumberrejo.
Misbakhun mengungkapkan, dirinya akan berjuang keras mewujudkan aspirasi konstituennya yang bergantung pada IHT.
“Ini adalah tugas konstitusional saya yang dipilih oleh petani tembakau, buruh rokok. Saya berkewajiban untuk memperjuangkan nasib mereka,” tutur wakil rakyat dari Daerah Pemilihan II Jatim yang meliputi Pasuruan dan Probolinggo itu.
Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu juga menyinggung rencana pemerintah merevisi PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Misbakhun menegaskan, alasan yang mendasari rencana revisi itu hanya isu kesehatan.
Menurut Misbakhun, sampai saat ini IHT sudah dalam kontrol ketat. Meski di bawah kontrol yang begitu ketat, katanya, IHT masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 230 triliun kepada negara.
Namun, legislator kelahiran Pasuruan itu juga menyoroti tiadanya pembelaan dari negara untuk para petani tembakau yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian. Oleh karena itu, dia menyebut hal tersebut merupakan bentuk ketidakadilan.
“Ini kebijakan yang tidak adil. Petani tembakau itu tidak pernah mendapatkan haknya sebagai orang Indonesia yang hidup dengan bertani. Tidak ada advokasi program dan anggaran yang baik kepada petani tembakau,” tutup Misbakhun.
Sebelumnya diberitakan, Direktur MPS Unit SKT Sukorejo, Pasuruan Nurul Huda mengapresiasi kiprah Misbakhun dalam membela pelaku IHT selama ini. Menurutnya, banyak pelaku IHT yang merasa tertolong kegigihan Misbakhun.
"Kami punya seribu pekerja yang bekerja di pabrik ini. Pak Misbakhun adalah tokoh yang konsisten dalam memperjuangkan petani dan IHT, sehingga kami tetap punya harapan untuk tetap bisa mencari rezeki di sektor ini (industri keretek)," ucap Nurul Huda.
Nurul Huda menambahkan, keberadaan MPS Sukorejo Unit SKT di Pasuruan selama ini memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi roda ekonomi lingkungan sekitar. Nurul Huda lantas mencontohkan, keberadaan rumah kos bagi pekerja, jasa ojek, kehadiran pasar yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Lebih lanjut, sambung Huda, MPS Unit SKT juga berkomitmen mewujudkan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) secara berkala