Kabargolkar.com - Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi) mengatakan, hilirisasi dari semua aktivitas pembangunan di Bali adalah pariwisata. Tanpa adanya aktivitas pariwisata seperti masa pandemi Covid-19, perekonomian Provinsi Bali anjlok parah.
Dalam posisi menyandang status sebagai destinasi pariwisata internasional ternama, diakui Legislator asal Bali ini, sejumlah tantangan berat kini dihadapi Pulau Dewata. Salah satu sorotan dunia internasional adalah tingkat kemacetan parah yang membuat para wisatawan internasional tidak nyaman.
"Data Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali menunjukkan dari Januari hingga 26 Desember 2023 sebanyak 5,2 juta orang wisatawan asing berlibur ke Bali. Dalam rentang yang sama, Bali dikunjungi sebanyak 9,4 juta wisatawan domestik," kata Gus Adhi dalam keterangan persnya, dikutip Selasa (2/1/2024).
Lonjakan ini, dinilai anggota Komisi II DPR ini, berbuah manis untuk bisnis dan ekonomi lokal. Namun di sisi lain, Gus Adhi mengingatkan, tingkat kenyamanan wisatawan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seluruh stakeholder dunia pariwisata Bali, baik dari pihak pemerintah maupun swasta.
"Pemberitaan negatif terkait kemacetan horor di Tol Bali Mandara pada Jumat, 29 Desember 2023 hingga sejumlah wisatawan asing terpaksa turun dari mobil dan berjalan kaki ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai agar tidak ketinggalan pesawat harus diakui telah mencoreng citra pariwisata Bali," tegas Gus Adhi.
Tanda-tanda industri pariwisata Bali yang berkualitas, disebutkan Gus Adhi, sedang tidak baik-baik saja. Politisi asli Desa Kerobokan, Badung ini pun mengutip hasil survei yang menunjukan, posisi Bali sebagai destinasi musim panas paling diminati turis Australia telah digeser oleh Tokyo, Jepang.
“Bali kini bertengger ke peringkat dua, disusul Singapura di peringkat tiga. Osaka dan Kyoto masuk lima besar daftar tersebut. Sebelumnya Bali selalu bersaing ketat dengan Fiji dan Hawaii dan Bali sering menduduki peringkat pertama. Artinya, Bali sudah mulai ditinggalkan wisatawan asing dan itu pasti ada penyebabnya,” tutup Gus Adhi.