Kabargolkar.com - Sambutan hangat diberikan Komisi I DPR kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat rapat bersama di akhir jabatan periode 2019-2024. Ucapan pamit Prabowo dibalas anggota Komisi I DPR dengan standing applause.
Sambutan hangat itu diawali dengan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid yang menerima langsung Prabowo begitu tiba di gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024). Terlihat mendampingi kedatangan Prabowo di Nusantara II yakni Menkumham Supratman Andi Agtas, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sugiono, hingga Waketum Gerindra Budi Djiwandono.
Di lokasi juga sudah tiba Wamenhan RI M Herindra hingga Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Adapun agenda rapat kali ini yakni laporan Panitia Kerja, pembacaan naskah RUU, pendapat akhir mini fraksi, pendapat akhir pemerintah, penandatanganan naskah RUU, dan pengambilan keputusan untuk melanjutkan pada pembicaraan tingkat II sejumlah RUU kerja sama bidang pertahanan.
Begitu rapat dimulai, sejumlah elite Partai Gerindra memantau ketumnya yang juga presiden terpilih RI itu dari balkon ruang Komisi I DPR. Ada Budi Djowandono, anggota Tim Gugus Sinkronisasi Prabowo-Gibran Prasetyo Hadi, hingga anggota Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga anggota DPR Andre Rosiade. Mereka tampak mengamati jalannya rapat Komisi I DPR yang berlangsung.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan baru kali ini seluruh pimpinan Komisi I DPR menghadiri rapat secara bersamaan.
"Hadir di hadapan Pak Menhan seluruh pimpinan dan ini jarang terjadi, Pak. Mungkin baru hari ini dan dalam rapat pertama dengan Menhan lengkap lima-limanya hadir," ujar Meutya.
"Kemudian anggota Komisi I yang hadir juga seluruh fraksi, sembilan fraksi hadir dengan kehadiran fisik ada 40 orang. Jadi ini juga mungkin angka tertinggi dalam 3 bulan terakhir atau 6 bulan terakhir. Apa Pak Dave? 1 tahun terakhir juga ini mungkin tertinggi," tambahnya.
Meutya mengatakan butuh keberanian untuk memimpin rapat dengan Prabowo. Dia mengatakan di sisi Prabowo melekat 96 juta suara rakyat Indonesia.
"Jadi ini merupakan kebanggaan kami Pak Menhan yang juga sekarang menyandang status presiden terpilih dengan 96 juta suara dapat hadir," ujarnya.