[caption id="attachment_34333" align="aligncenter" width="750"]
Plt Ketua Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih alias Demer (keempat dari kanan) bersama Tim Perumus hasil FGD. Foto: Hari Santosa /Indonesiainside.id. (Foto: Hari Santosa/Indonesiainside.id)[/caption] kabargolkar.com, DENPASAR��Kondisi objektif di bidang ekonomi secara internasional masih mengalami stagnasi ekonomi, dan hal ini tentu berpengaruh juga terhadap kondisi ekonomi nasional yang pada akhirnya kondisi daerah Bali khususnya terpengaruh atas perkembangan tersebut. Untuk itu DPD Partai Golkar Provinsi Bali menilai diantaranya perlu ada upaya untuk genjot pertumbuhan ekonomi dan persempit kesenjangan sosial. Sejumlah persoalan masih dihadapi Bali saat ini dan ke depan yaitu ketimpangan antar-wilayah, ketersediaan air bersih, maraknya toko modern berjejaring, menurunnya kualitas lingkungan, daya saing SDM, kemacetan lalu lintas, persoalan sampah yang belum tertangani secara optimal, menurunnya investasi dari tahun ke tahun, ketimpangan jumlah wisatawan dengan pendapatan. Bertitik tolak dari kondisi obyektif ini, DPD Partai Golkar Provinsi Bali mengambil prakarsa dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Refleksi Akhir Tahun: Catatan Kritis Pembangunan Bali 2019. FGD yang telah dilaksanakan pada 30 Desember 2019 itu dihadiri akademisi dari berbagai kampus di Bali, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali, Pimpinan PT Angkasa Pura Bandara Ngurah Rai, HIPMI Bali, KADIN Bali, Kepala Kesbangpol Provinsi Bali, perwakilan media massa, pengurus DPD Golkar Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali. Rumusan hasil FGD ini akan diberikan sebagai masukan dan solusi baik kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, DPR-RI dan DPD-RI Dapil Bali, DPRD Provinsi Bali, Bupati dan Walikota, serta DPRD Kabupaten/Kota se-Bali yang meliputi kajian dan solusi di bidang ekonomi, politik, dan social-budaya. �Siapapun pemimpinnya, Golkar tetap kritis, obyektif, proposional, konstruktif dan solutif dalam rangka pembangunan Bali,� kata Plt. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Gde Sumarjaya Linggih alias Demer saat menyampaikan hasil FGD tersebut, Selasa (7/1).
Dalam FGD tersebut, hasil kajian di bidang ekonomi menyebutkan bahwa, walaupun perkembangan situasi dan kondisi ekonomi internasional yang masih stagnan dan hal ini berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional (tahun 2018 sebesar 5,17 %) dan triwulan ke-3 tahun 2019 sebesar 5,02 %, tetapi untuk pembangunan ekonomi di wilayah Provinsi Bali tahun 2018 dan triwulan ke-3 tahun 2019 tercapai sebesar 5,34% (di atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional). Hal ini tentu perlu diberikan apresiasi atas capaian pembangunan Ekonomi Bali tahun 2019 tersebut. Namun demikian, apabila dikaji secara komprehensif, indikator-indikator yang mesti dijadikan alat ukur adalah perkembangan di tingkat internasional dan nasional, capaian pada tahun sebelumnya, baik nasional maupun daerah, rencana/target yang ingin dicapai pada tahun 2019 serta kondisi ideal yang diharapkan untuk mencapai target pembangunan secara komprehensif. Ditinjau dari segi capaian tingkat nasional, harus disyukuri bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Bali berhasil dibangun di atas capaian tingkat nasional