kabargolkar.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) guna ikut serta dalam penanganan stunting di Wisma Menpora, Jakarta, Senin 10 Mei 2021.
Amali menyatakan komitmen untuk bersama menangani stunting yang telah menjadi persoalan serius di tengah masyarakat. Menurutnya, masalah stunting harus menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa, mengingat dampaknya yang sangat luas.
Amali menyebut masalah stunting juga bisa berpengaruh pada prestasi atlet Indonesia. “Kita tidak bisa membayangkan generasi yang akan datang masih mengalami stunting luar biasa," kata Amali.
"Tentu tidak bisa mengharapkan generasi yang unggul, produktif, punya daya saing, dan harapan Indonesia Emas pada 2045 akan menjadi harapan kosong," tutur Zainudin Amali menjelaskan.
Amali mengatakan pentingnya penanganan stunting, terutama dalam upaya pembentukan SDM unggul dan atlet berprestasi. "Karena stunting ini bukan hanya menjadi problem BKKBN saja, tetapi menjadi problem bangsa," ucapnya.
"Kasus di Indonesia cukup besar. Hal ini sangat berpengaruh bagi pengembangan pembentukan SDM yang unggul, kompetitif, dan berdaya saing," tuturnya.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan hasil sensus penduduk tahun 2020 terdapat sekitar 27% atau 70 juta jiwa adalah remaja berusia 10-24 tahun.
Setiap tahunnya ada 5 juta bayi lahir di Indonesia. "Bertambahnya penduduk dan populasi generasi muda menjadi dominan sekali untuk di masa saat ini dan yang akan datang," kata Hasto.
Presiden lanjutnya, memerintahkan untuk segera melakukan percepatan penurunan stunting dimana generasi muda yang jumlahnya luar biasa ini menjadi penentu akan tercapainya sukses Indonesia Emas di 2045.
"Target Presiden sebesar 14% angka stunting tahun 2045 dengan harapan agar kualitas remaja dan pemuda Indonesia bisa meningkat," tambahnya.