Golongan Karya Pabrik Pemuda (Sejarah Partai Golkar Bagian 5)
Kabar Golkar 28 Oktober 2018
width="696" height="441" /> Akbar Tanjung, pendiri dua ormas pemuda pendukung Golkar, KNPI dan AMPI.[/caption]
Sebagian besar aktivis mahasiswa 1966 ini kemudian masuk Golkar, seperti Abdul Gafur, Fahmi Idris, Sofyan Wanandi, Cosmas Batubara, Rahman Tolleng dan David Napitupulu. Rahman Tolleng mendapatkan kedudukan di DPP Golkar sebagai Sekretaris Bidang Buruh dan Tani dan menjadi Sekjen DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang pertama, sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Suara Karya, corong suara Golkar sejak 1971.
Ditinggalkannya KAMI oleh organisasi mahasiswa, tentu saja menyebabkan para aktivis yang duduk di kursi DPR-GR tersebut tidak memiliki kelompok yang mereka representasikan. Oleh karena itu, setelah NUS gagal dibentuk, perwakilan Ormas (Organisasi Kemasyarakatan) kemudian saling berkomunikasi satu sama lain, antara lain Ketua Umum HMI Akbar Tanjung, Ketua Umum GMNI Suryadi, Ketua Umum Mapancas David Napitupulu, pemimpin Gerakan Pemuda Marhaen, GP Ansor dan sayap pemuda partai peserta Pemilu 1971.
Sebelumnya Dr. Midian Sirait, Sekretaris DPP Golkar bidang Pemuda Pelajar Mahasiswa Cendekiawan dan Wanita (Papelmacenta) sudah mensponsori pendirian organisasi nasional mahasiswa keprofesian, mengikuti arus depolitisasi kampus. Midian Sirait berhasil membantu pendirian 14 organisasi mahasiswa keprofesian, berbeda dari organisasi lain yang berasaskan ideologi tertentu. Salah satu organisasi keprofesian tersebut adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), yang melahirkan tokoh Malari 1974 Hariman Siregar. Hariman sendiri adalah binaan Midian Sirait di Papelmacenta Golkar, menjadi Sekjen ISMKI periode 1971-1973.
Para pemimpin ormas pemuda mahasiswa akhirnya sukses mendirikan wadah tunggal untuk pemuda. Pada 23 Juli 1973, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) didirikan para pemimpin ormas mahasiswa dan pemuda, dengan David Napitupulu sebagai Ketua Umum pertama.
KNPI sebagai wadah tunggal organisasi pemuda kemudian diikuti berdirinya ormas pemuda lain yang tidak berasaskan ideologi tertentu dan berupaya berperan serta dalam pembangunan Orde Baru. Surya Paloh, Indra Bambang Utoyo dan anak-anak purnawirawan TNI/Polri misalnya, mendirikan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) pada tahun 1978. Di tahun yang sama, Akbar Tanjung dan para aktivis Angkatan Muda Siliwangi, Angkatan Muda Diponegoro, Angkatan Muda Brawijaya dan lain-lain membentuk Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) sebagai ormas pemuda Golkar.
KNPI dan AMPI menjadi pabrik kader muda pemimpin Golkar. Akbar Tanjung menjadi Ketua Umum DPP AMPI yang pertama, sekaligus Ketua Umum DPP KNPI periode 1978-1981. KNPI dan AMPI menjadi barometer politik anak muda era Orde Baru, siapa yang menjadi Ketua Umum KNPI dan Ketua Umum AMPI, dialah yang diprediksi menjadi pemimpin muda untuk generasi berikutnya.
KNPI melahirkan tokoh seperti Aulia Rahman (Ketum periode 1981-1984), Abdullah Puteh (1984-1987), Didiet Haryadi (1987-1990), Tjahjo Kumolo (1990-1993), Tubagus Haryono (1993-1996), Maulana Isman (1996-1999), Adhyaksa Dault (1999-2002), Idrus Marham (2002-2005), Hasanuddin Yusuf (2005-2008), kemudian kepengurusan ganda Aziz Syamsuddin dan Ahmad Doli Kurnia (2008-2011), Taufan N. Rotorasiko (2011-2014), dan M. Rifai Darus (2015-2018). Beberapa di antara mereka bahkan menjadi elit partai politik lain seperti Tjahjo Kumolo (PDIP), Adhyaksa Dault (PKS) dan Rifai Darus (Demokrat) di era reformasi.
AMPI berturut-turut dipimpin tokoh muda yang kita kenal hari ini sebagai elit Partai Golkar, seperti Agung Laksono (Ketua Umum DPP AMPI 1984-1989), Rambe Kamarul Zaman (Sekjen DPP AMPI 1989-1994), Indra Bambang Utoyo (Ketua Umum DPP AMPI 1994-1999), Ade Komarudin (Wakil Sekjen DPP AMPI 1994-1999).
Tiga ormas sokoguru Golkar, SOKSI-Kosgoro-MKGR tidak ketinggalan arus pembinaan
Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.