[caption id="attachment_14896" align="aligncenter" width="227"]
Wakil Ketua DPRD Tasikmalaya dan juga kader Golkar Drs. Erry Purwanto[/caption]
kabargolkar.com, TASIKMALAYA - Bencana banjir bandang yang terjadi di wilayah Kecamatan Cipatujah dan sekitarnya mengundang respon Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Drs. Erry Purwanto.
Politisi Partai Golkar tersebut langsung meluncur ke lokasi bencana sesaat setelah mendapatkan informasi adanya bencana alam banjir bandang, Selasa (6/11/2018) pagi.
Bukan hanya memantau dampak dari bencana banjir bandang saja, dia juga melakukan koordinasi dengan unsur-unsur terkait untuk melakukan tindakan preventif membantu korban banjir dan proses
recovery pasca banjir bandang.
Bahkan, secara khusus dia langsung melakukan peninjauan jembatan penghubung antara Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Garut yang ambruk akibat diterjang banjir.
Erry mengatakan kronologis pembangunan jembatan Cipatujah yang memiliki panjang 108 meter dan lebar 6 meter tersebut menghubungkan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Jembatan tersebut dibangun pada tahun oleh pemerintah pusat dengan anggaran kurang lebih Rp 8 miliar.
Selain menghubungan dua kabupaten, di seberang jembatan tersebut juga ada beberapa desa yang masuk wilayah Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Desa-desa tersebut diantaranya Desa Ciandum, Ciheras, Cilanas, Pameutingan dan Desa Sukahurip.
�Dengan terputusnya jembatan tersebut tentunya sangat menganggu aktivitas warga, karena jembatan tersebut merupakan jembatan utama untuk beraktivitas,� ucapnya.
Menurutnya, terputusnya jembatan itu dari informasi yang didapat diperkirakan Selasa (6/11/2018) sekitar pukul 3, akibat diterjang banjir bandang. Dimana saat itu kondisi cuaca hujan deras mengguyur sejak Senin sore. Diperkirakan hujan juga terjadi di hulu sungai, yakni di wilayah Kecamatan Taraju.
Akibat kondisi alam yang sudah rusak, dimana bukit-bukit di hulu sungai sudah gundul mengakibatkan air tumpah masuk ke sungai yang memiliki panjang 80 meter. Hal ini karena tidak adanya serapan sehingga air tumpah langsung ke sungai.
�Kondisi alam sudah rusak, bukit-bukit gundul dari mulai hulu sungai. Sehingga air tidak terserap, melainkan seluruhnya tumpah ke sungai dan mengakibatkan banjir bandang,� ujarnya.
Dikatakan Erry, air banjir mengalir deras mulai dari hulu sungai hingga muara di Cipatujah yakni pantai Cipatujah. Secara kebetulan saat itu kondisi laut di Samudara Indonesia sedang posisi rob. Pertemuan antara air yang mengalir dari sungai dan laut, mengakibatkan air meluap hingga melewati batas lantai jembatan.
Bahkan, air sangat keras menabrak tiang penyangga jembatan hingga menyebabkan ambruk. Ini sebuah peringatan dan menyadarkan kita, bahwa saat ini alam sudah rusak mulai dari hulu sungai.
Atas kejadian ini, pihaknya berharap Pemkab Tasikmalaya melakukan langkah pertama yakni dengan melakukan koordinasi dengan Basarnas dan pihak lainnya untuk melakukan evakuasi dan
recovery.
Selain itu, segera melakukan langkah untuk membangun kembali jembatan mengingat dengan putusnya secara total jembatan tersebut mengakibat terhambat untuk aktivitas. Setidaknya, Pemkab Tasikmalaya bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membangun jembatan sementara atau jembatan darurat, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi mengatakan total jembatan yang putus atau mengalami kerusakan jumlahnya 7 jembatan