 kabargolkar.com, JAKARTA
kabargolkar.com, JAKARTA- Sebagai salah satu partai tertua dan terbesar yang masih tegak sampai hari ini dalam dunia perpolitikan Indonesia, Golkar sudah menghasilkan banyak kader yang berkontribusi sangat besar dalam membangun negara dan bangsa Indonesia.
Tetapi tujuh tokoh dari Golkar ini sangat layak dianggap sebagai pahlawan dalam artian luas, karena kontribusi mereka tidak ternilai dalam upaya mereka membangun, mempertahankan kesatuan, serta mencapai kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Inilah tujuh pahlawan dari Partai Golkar: Bung Karno, Pak Harto, B.J. Habibie, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, dan Airlangga Hartarto.
1. Bung Karno, Pahlawan Kekaryaan
[caption id="attachment_15013" align="aligncenter" width="308"]

 Presiden Indonesia ke-1 Soekarno (life)[/caption]
Tidak banyak yang mengetahui, Bung Karno sang proklamator dan Presiden pertama kita adalah peletak dasar doktrin kekaryaan Golkar.
Saat menyusun UUD 1945, Bung Karno bersama PPKI memasukkan golongan fungsional sebagai salah satu kelompok yang diwakili dalam MPR, inilah dasar konstitusional Golongan Karya yang diwujudkan semasa Demokrasi Terpimpin.
Keberadaan Golongan Karya menjadi angin segar perpolitikan Indonesia di tengah perseteruan politik tingkat tinggi antara Golongan Nasionalis, Agama dan Komunis.
2. Suharto, Pahlawan Pembangunan
[caption id="attachment_15014" align="aligncenter" width="750"]

 Presiden Indonesia ke-2 Soeharto[/caption]
Peran Pak Harto dalam membesarkan dan menjadi Golkar sebagai garda terdepan pembangunan Indonesia adalah sesuatu yang tidak bisa dihapus dalam catatan sejarah Indonesia.
Pembangunan berjalan sukses dalam situasi politik yang stabil, menghasilkan pertumbuhan tinggi dan pembangunan merata di segala bidang, adalah hasil kerja keras Golkar sebagai mesin politik Orde Baru.
Walaupun Golkar banyak dipimpin perwira ABRI pada masa Orde Baru, namun Pak Harto perlahan memberi tempat bagi para politisi sipil yang berkompeten dalam kebijakan pembangunan, untuk mulai memimpin Golkar.
Terbukti, setelah Pak Harto mengundurkan diri, Golkar berhasil melepaskan diri dari perlindungan ABRI, menjadi partai politik modern dan tetap mampu menjadi tiga besar partai politik dua dekade terakhir.
3. B.J. Habibie, Pahlawan Reformasi
[caption id="attachment_15015" align="aligncenter" width="650"]

 Presiden Indonesia ke-3 dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar B.J. Habibie (gatra)[/caption]
Profesor aeronautika jebolan RWTU Aachen ini dapat dikatakan murid politik terbaik Pak Harto, sehingga jika tidak ada dinamika politik, Pak Habibie seharusnya menjadi Wapres RI periode 1993-1998.
Selama 20 tahun menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, nama Habibie perlahan bersinonim dengan kejeniusan, seperti Einstein dalam fisika atau Beethoven dalam musik.
Prof. Habibie juga cerdas berpolitik, karena lobi politik Habibie dengan kelompok ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)-lah Golkar dapat dipimpin Harmoko dalam Munas 1993, menjadi politisi sipil pertama yang memimpin kubu beringin.
4. Akbar Tanjung, Pahlawan Pembaharuan Golkar
[caption id="attachment_15016" align="aligncenter" width="780"]
