Maju”.
Saat beliau memimpin, turbulensi melanda Golkar yang dianggap bagian dari Rejim Orde Baru, Golkar ditinggalkan banyak tokoh seperti mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Menhankam Edi Sudrajat, Ketua Umum MKGR Mien Sugandhi, Mbak Tutut putri pertama Pak Harto serta mantan Menteri Penerangan dan KSAD R. Hartono.
Tak hanya ditinggalkan para tokoh utamanya, Golkar bahkan hendak dibekukan melalui Dekrit 22 Juli 2001 yang diumumkan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Namun Bang Akbar sangat teguh pendirian, sukses menjadikan Golkar sebagai juara kedua dalam Pemilu 1999, bahkan menjadi juara pemilu legislatif tahun 2004.
Bang Akbar juga sukses membawa angin demokrasi dengan mengadakan konvensi Calon Presiden Golkar untuk Pemilihan Presiden 2004, diikuti Akbar Tanjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, Surya Paloh dan Prabowo Subianto.
5. Jusuf Kalla, Pahlawan Perdamaian
[caption id="attachment_15017" align="aligncenter" width="400"]

 Wakil Presiden Indonesia dan Ketua Umum Partai Golkar 2004-2009 Jusuf Kalla (forbes)[/caption]
Sebelum menjadi Anggota Fraksi Utusan Golongan MPR, Jusuf Kalla lama menjabat sebagai Ketua Kadin Daerah Sulawesi Selatan dan salah satu tokoh Nahdhatul Ulama Sulsel.
Namun setelah memasuki panggung politik nasional, Pak JK, panggilan akrabnya, menunjukkan kelasnya sebagai negarawan, tidak hanya politisi.
Pak JK adalah penggagas perdamaian Malino dan Helsinki, dua perdamaian bersejarah dalam perjalanan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Perdamaian Malino adalah resolusi konflik sektarian antara kaum Muslim dan Kristen di Poso (Kesepakatan Malino 2001) dan di Ambon (Kesepakatan Malino 2002), mengakhiri episode pedih dalam sejarah Indonesia era Reformasi.
Perdamaian Helsinki adalah resolusi konflik Negara Kesatuan RI dengan Gerakan Aceh Merdeka tahun 2005, mengakhiri pemberontakan bersenjata orang Aceh yang menghendaki diberlakukannya Syariat Islam di Aceh.
Perdamaian Helsinki sendiri disusun dengan sangat cerdas, Pemerintah RI hanya diwakili Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin dalam negosiasi dengan GAM, artinya GAM dianggap sebagai warga negara yang aspirasinya diakomodasi dalam sistem hukum negara Indonesia.
6. Aburizal Bakrie, Pahlawan Kesejahteraan Rakyat
[caption id="attachment_15018" align="aligncenter" width="699"]

 Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat 2005-2009 dan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ekbis)[/caption]
ARB, panggilan akrabnya, menghabiskan masa mudanya sebagai tokoh pengusaha muda, menjadi Ketua Umum HIPMI, Persatuan Insinyur Indonesia dan Kadin sepanjang dekade 1970-an hingga 1990-an.
Namun begitu memasuki politik nasional, menjadi Menko Perekonomian dan Menko Kesra dalam Kabinet SBY-JK, ARB menjadi tokoh nasional yang dikenal dengan gagasan tentang bagaimana membangun negara kesejahteraan.
ARB dikenang rakyat Papua sebagai pejabat negara pertama selain Gubernur, Pangdam dan Kapolda Papua yang berani mendarat di pegunungan Papua, wilayah yang dikenal berbahaya untuk penerbangan namun tidak ada jalan lain untuk mencapainya selain lewat jalur udara.
Saat itu terjadi bencana kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang dan kabupaten lainnya di wilayah pegunungan Papua, di mana ARB turun langsung memimpin operasi penyelamatan bencana kelaparan.
Karena pengalaman inilah, saat ARB menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014, beliau berkeliling kampus untuk menyusun Visi Negara Kesejahteraan 2045, menjadikan Golkar adalah partai pertama yang memiliki visi pembangunan bertahap jangka panjang.
7. Airlangga Hartarto, Pahlawan Industri Indonesia
[caption id="attachment_15019" align="aligncenter" width="750"]

 Menteri Perindustrian dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kompas)[/caption]
Sebelumnya, orang mengenal putra kedua mantan Menteri Perindustrian Hartarto Sastrosunarto ini sebagai tokoh dalam organisasi Persatuan Insinyur Indonesia, menjadi Ketua