Kabargolkar.com - Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Badan Saksi Nasional Partai
Golkar (BSNPG) mengadakan diskusi publik dengan tema "Dinamika & Tantangan Partai Golkar pada Pilkada 2024." Bertempat di Kantor DPP Partai Golkar, Anggrek Nelly Murni 11, Jakarta, acara ini menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka seperti politisi, akademisi, dan jurnalis untuk membahas persiapan partai menghadapi Pilkada yang kian dekat.
Turut hadir anggota DPR RI periode 2024-2029 yang baru di lantik di antaranya Agung Widyantoro (Jateng) , Jamaludin Malik (Jateng), Beniyanto (Sulteng) dan Alien Mus (Maluku Utara).
Diskusi ini berlangsung sejak pukul 14.30 WIB dan menyentuh berbagai aspek terkait strategi Golkar dalam meraih kemenangan di Pilkada 2024. Menghadapi persaingan politik yang semakin ketat, para peserta sepakat bahwa Golkar perlu menyiapkan strategi efektif dan mempertahankan kekompakan partai. Berbagai tantangan dan peluang dibahas untuk memperkuat kesiapan partai di tingkat nasional maupun daerah.
Dr. Drs. M. Idrus Marham, M.Sc., politisi senior dan salah satu pembicara dalam acara tersebut, menyoroti bahwa keunggulan Golkar terletak pada semangat kekaryaan yang terus dijaga oleh para kadernya. "Cara Golkar menjadi partai yang unggul karena kader-kadernya memahami ideologi kekaryaan. Golkar selalu melahirkan karya, dan kalau bisa, tiap detik ada karya-karya barunya," ungkap Idrus. Baginya, kreativitas dan kontribusi nyata adalah kunci untuk menjaga relevansi partai di tengah masyarakat.
Sementara itu, Raden Rachmadi, jurnalis senior yang juga hadir sebagai narasumber, mengkritisi kegiatan seremonial yang sering dianggap kurang menarik oleh media. "Agenda-agenda seperti gunting pita dan potong tumpeng sering kali membosankan," ujarnya. Namun, ia menambahkan bahwa Golkar punya cara tersendiri untuk membuat acara lebih dinamis dan menarik. Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam mengemas kegiatan politik agar tetap relevan di mata publik.
Diskusi tersebut juga mengangkat isu penting mengenai peran saksi dalam Pilkada. Dr. H. Ujang Komarudin, M.Si., seorang pengamat politik nasional, menyatakan bahwa saksi bukan hanya elemen teknis, melainkan simbol kekuatan yang menentukan kemenangan calon kepala daerah. "Simbolisme saksi menjadi kekuatan dan kenyamanan dalam mengukur kemenangan. Saya yakin, kalau calon tidak punya saksi dan dana saksi, pasti gelisah," kata Ujang. Ia menegaskan bahwa kesiapan saksi bisa menjadi penentu utama dalam pertarungan politik.
Menguatkan pandangan ini, Dr. Ir. H. Sulhajji Jonpa, M.Sc., politisi senior Golkar, berbagi pengalamannya selama mengawal berbagai Pilkada di daerah. "Pengolahan saksi yang berantakan sering kali menjadi indikator kekalahan calon," tuturnya. Menurut Sulhajji, manajemen saksi yang baik sangat diperlukan untuk menjaga peluang menang, terutama di wilayah-wilayah strategis.
Para narasumber pun sepakat bahwa Golkar harus terus menjaga soliditas dan konsistensi strategi politiknya, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memenangkan Pilkada 2024. Dengan berbagai tantangan yang ada, diskusi ini menjadi ruang untuk merumuskan langkah konkret dan merancang strategi yang lebih adaptif.
Acara ini tidak hanya mendapat apresiasi dari peserta internal Golkar, tetapi juga dari kalangan pengamat politik yang hadir