[caption id="attachment_22738" align="aligncenter" width="721"] Khalid Zabidi, fungsionaris DPP Partai Golkar (kabargolkar.com)[/caption] kabargolkar.com, JAKARTA - Proses Pemilihan Umum (Pemilu) serentak telah melewati titik puncaknya pada Rabu, 17 April 2019 kemarin. Masyarakat berbondong-bondong menyalurkan aspirasi pilihannya melalui bilik suara untuk memilih paslon presiden dan wakil presiden, caleg DPR, DPRD baik tingkat I dan II, serta DPD. Hasil perhitungan melalui hitung cepat atau Quick Count (QC) juga telah dipublikasikan oleh beberapa lembaga survei secara nasional. Berdasarkan hasil QC tersebut, paslon 01 yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari paslon 02 Prabowo-Sandiaga Uno. [caption id="attachment_22737" align="aligncenter" width="700"] Proses pemilihan di salah satu TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada ajang Pemilu serentak 2019 (net)[/caption] Namun, perhitungan QC bukanlah hasil resmi Pemilu 2019. Hanya Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berhak menetapkan hasil akhir dari Pilpres maupun Pileg 2019. Hal tersebut juga diuangkapkan oleh kader fungsionaris DPP Partai Golkar, Khalid Zabidi, berdasarkan rilis yang diterima oleh kabargolkar.com, Kamis (18/4/2019). Khalid Zabidi menyatakan bahwa proses Pemilihan Presiden masih jauh dari kata usai. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sampai KPU menetapkan hasil akhir Pemilu 2019 secara nasional. "Proses Pilpres belum selesai, baru tahap pencoblosan belum masuk tahap penghitungan resmi, semua harap tenang dan bersabar, biarkan proses pilpres berjalan terus sampai final saat penetapan oleh KPU," ujarnya. Khalid mengajak partisipasi masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar menunggu proses yang masih akan berjalan. Proses penghitungan resmi masih akan dilakukan oleh KPU, dan nantinya, hasil akhir tersebut akan menetapkan pemenang  baik di Pilpres maupun Pileg. (kabargolkar)