Kabar NasionalKabar DaerahKabar ParlemenKabar Karya KekaryaanKabar Sayap GolkarKagol TVKabar PilkadaOpiniKabar KaderKabar KabarKabar KabinetKabar UKMKabar DPPPojok Kagol Kabar Photo
KABAR KADER
Share :
Sarwono Kusumaatmadja: Golkar, Demokrasi dan Koridor Tengah
  Kabar Golkar   15 Juli 2019
[caption id="attachment_25402" align="aligncenter" width="730"]sarwono kusumaatmadja/> Bedah buku Memoar Sarwono Kusumaatmadja: Menapak Koridor Tengah[/caption] kabargolkar.com, JAKARTA - DPD I Golkar DKI Jakarta akan mengadakan bedah buku ‘Memoar Sarwono: Menapak Koridor Tengah’, pada Rabu, 17 Juli 2019 pukul 15.00 wib di Sekretariat Golkar DKI. Selain Sarwono, diskusi memoar Sekjen Golkar 1983 – 1988 tersebut akan dihadiri anggota DPR terpilih Maman Abdurahman, Puteri Komarudin, Andi Sinulingga, serta pengurus DPP Golkar yang juga aktivis 98, Khalid Zabidi. Generasi milenial mungkin tidak banyak yang mengenal sosok Sarwono Kusumaatmadja, aktivis yang kemudian berhasil menapaki karir politik sebagai Sekjen Golkar pertama dari kalangan sipil, pada masa kepemimpinan Letjen TNI Sudharmono (1983 – 1988), salah satu kejayaan Orde Baru. Golkar memang hasil fusi kelompok fungsional (Golongan Karya) seperti buruh, petani, pemuda, perempuan, cendekiawan, birokrasi sipil dan tentara yang dengan doktrin kekaryaan rancangan Bung Karno, selalu setia dengan pemerintah. Namun dalam keberjalanan sejarahnya kemudian Golkar didominasi oleh militer yang menggunakan organisasi tersebut untuk mengimbangi infiltrasi Partai Komunis Indonesia (PKI) ke berbagai kalangan masyarakat. Saat ratusan organisasi kekaryaan tersebut kemudian mendirikan Sekretariat Bersama Golongan Karya pada 20 Oktober 1964, Ketua Umumnya adalah Brigjen TNI Djuhartono, perwira yang lebih dikenal sebagai komandan tempur namun menjadi Sukarnois karena kedekatannya dengan sang Pemimpin Besar Revolusi di Front Nasional Pembebasan Irian Barat. Djuhartono menunjuk Brigjen TNI Djamin Gintings dan Mudjono sebagai Wakil Ketua, Kolonel dr. Amino Gondohutomo sebagai Sekretaris Umum, dan Brigjen TNI Sugandhi (ajudan Presiden Sukarno dan Ketua Umum MKGR) sebagai juru bicara. Dari Aktivis Mahasiswa Menjadi Politisi Parlemen Pecahnya huru-hara politik akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang didalangi PKI, membawa perubahan politik di tubuh Golkar, aktivis pemuda pelajar dan mahasiswa yang menjadi garis depan pembubaran PKI dan perubahan rejim Orde Lama ke Orde Baru mendapat kesempatan ikut memimpin negara. Sarwono Kusumaatmadja muda saat itu adalah aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), pria kelahiran Jakarta 24 Juli 1943 ini adalah mahasiswa jurusan Sipil angkatan 1961 yang aktif di organisasi Dewan Mahasiswa, bahkan Sarwono kemudian ditunjuk menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa ITB periode 1968 – 1969. Pada masa menjadi pemimpin mahasiswa kelompok Bandung inilah, Sarwono bersama kawan-kawan sesama aktivis kota Kembang mendirikan Study Group Mahasiswa Indonesia pada tanggal 10 November 1968, kemudian lebih dikenal sebagai Study Group 10 November. Study Group yang bermarkas di jalan Tamblong Dalam, Bandung ini kemudian berkiprah tidak hanya melahirkan aktivis dan gagasan-gagasan tentang pembangunan dan demokrasi Indonesia, tetapi juga Mingguan Mahasiswa Indonesia yang dikenal kritikan tajam kepada Orde Baru agar tetap konsisten menjalankan Pancasila dan UUD 1945 dengan semangat demokrasi dan supremasi sipil. Sarwono bersama kawan-kawan Grup Tamblong Dalam seperti Rachmat Witoelar, Rahman Tolleng dan lain-lain kemudian beramai-ramai masuk Golkar menjelang Pemilihan Umum 1971, di mana Sarwono menjadi Calon Legislatif dari Jawa Barat. Karir sebagai anggota DPR dijalaninya hingga tahun 1988
Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.
About Us - Advertise - Policy - Pedoman Media Cyber - Contact Us - Kabar dari Kader
©2023 Kabar Golkar. All Rights Reserved.