[caption id="attachment_27040" align="aligncenter" width="700"]
Ilustrasi. (Foto: net)[/caption]
kabargolkar.com, KLATEN - DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah akan mengoptimalkan mesin partai untuk persiapan menghadapi pemilihan kepala daerah di 21 Kabupaten/kota di Jateng, tahun 2020 mendatang. Selain itu, mereka akan menjalin koalisi dengan partai lain agar bisa mengusung pasangan calon.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah Anton Lami Suhadi ketika berkunjung ke Klaten. Menurutnya, pilkada yang terbanyak ada di Solo Raya, yakni 6 kabupaten kota di luar Karanganyar, yakni Solo, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten.
‘’Dari 21 kabupaten/kota yang akan menggelar pilkada tahun 2020, baru Demak dan Klaten yang sudah melangkah. Di Demak, Golkar berkoalisi dengan PDIP dengan calon bupati dari PDIP dan calon wakil dari Golkar, hal sama terjadi di Klaten. Yang lain masih penjajakan,’’ tegas Anton Lami Suhadi.
Dia tak menampik bahwa usulan Ketua DPD Golkar Klaten Yoga Hardaya sebagai calon wakil bupati mendampingi calon bupati PDIP Sri Mulyani, belum pasti mendapat rekomendasi. Namun minimal sudah ada upaya yang dilakukan, karena prosesnya masih panjang.
‘’Kalau di Solo Raya sepertinya Golkar akan berkoalisi dengan PDIP sebagai pemenang pemilu. Yang terpenting sekarang, mesin partai harus jalan dan harus menjaga hubungan baik dengan koalisi. Kepercayaan harus dibangun bareng-bareng,’’ ujar dia.
Usung Calon Sendiri
Di internal partai, Golkar akan melakukan pemantapan organisasi. Tahun 2020 mendatang, Golkar bisa mengusung calon sendiri hanya di Kota Pekalongan karena meraih 9 kursi DPRD. Sedangkan di kota lain harus menjalin koalisi dengan partai lain.
Di eks Karesidenan Pati, ada dua yang akan menggelar pilkada yaknu Grobogan dan Rembang. Di eks karesidenan Semarang, ada Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak dan Kendal. Di eks karesidenan Pekalongan, ada Pemalang, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.
‘’Hanya di Kota Pekalongan, Golkar bisa mengusung calon sendiri, yang lain harus koalisi. Sebisa mungkin ada calon dari Golkar ikut bersaing dalam Pilkada 2020. Untuk menjalin koalisi, kami melihat situasi, karena situasi politik sangat dinamis,’’ tegas Anton Lami Suhadi. (
SMS)