Kabargolkar.com - Legislator Golkar Nusron Wahid mengusulkan untuk menurunkan beban bunga kepada nasabah ultra mikro, baik yang ada di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) maupun PT Pegadaian.
"Saat ini mereka itu nasabah yang baru memulai usaha dan berusaha naik kelas. Kasihan kalau dalam situasi berat kayak begini kena bunga yang tinggi," ujar Nusron dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Menurut anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini, banyak nasabah ultra mikro PT PNM yang rata-rata melakukan pinjam dana sebesar Rp2 juta, dan harus menyicil per minggu sebesar Rp 50 ribu selama setahun.
"Masak pinjam 2 juta harus mengembalikan 2,6 juta setahun. Jadi kena 30 persen. Ini sungguh berat bagi nasabah," tegas Nusron.
Oleh karena itu, anggota Komisi VI DPR ini mendesak Menteri BUMN Erick Thohir, untuk berdiskusi dengan Menteri Keuangan agar ada subsidi buat pelaku ultra mikro.
"Apalagi mereka merupakan pelaku usaha di level kelompok rentan. Mumpung ini momen pembahasan anggaran, tolong dimasukkan dalam kesimpulan dan diperjuangkan," pinta Nusron.
"Masak yang KUR dapat subsidi, sampai hanya dapat bunga 3 persen. Masak yang ultra mikro 30 persen. Sungguh tidak adil," sambungnya.
Untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), menurut Nusron, dalam nota keuangan tahun 2023, plafonnya dinaikkan dari Rp 373 triliun menjado Rp 460 triliun.
"Coverage nya nambah dan bunga hanya 3 persen. Ada subsidi bunga dan penjaminan. Saya kira yang ultra mikro juga harus sama dengan KUR. Supaya tidak ada diskriminasi," beber Nusron.
Lebih lanjut, Nusron menekankan, pemerintah juga sangat serius dengan program KUR dengan menambah modal PT Jamkrindo dan PT Askrindo dalam kapasitas sebagai penjaminan KUR.
"Namun penjaminan terhadap ultra mikro dan subsidi bunga tidak ada. Saya kira ini saatnya Pak Menteri berpihak kepada org bawah dan susah," tutup Nusron.