Jogja - DPD Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memulai survei elektabilitas
terhadap 39 bakal calon (balon) kepala-wakil kepala daerah yang maju Pilkada melalui partai berlambang pohon beringin. Golkar menyebut ada satu balon di Kota Jogja yang tiba-tiba mengundurkan diri hari ini.

Sekretaris Golkar DIY, Erwin Nizar mengatakan, bahwa jumlah balon Golkar dari Kota Jogja empat orang. Selanjutnya Kabupaten Sleman 4 orang, Kabupaten Bantul 8 orang, Kabupaten Gunungkidul 11 orang, dan Kabupaten Kulon Progo 12 orang.

 

"Jadi kita pokoknya yang mendaftar memenuhi syarat kita survei semua. Jadi total yang menjalani survei ada 39 orang," katanya kepada wartawan usai penandatanganan MoU survei elektabilitas bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten/kota Se-DIY di Kantor DPD Golkar DIY, Kota Jogja, Rabu (1/5/2024).

 

Dari jumlah tersebut, Erwin mengungkapkan ada satu orang yang tiba-tiba mengundurkan diri. Di mana satu orang itu berasal dari balon Pilkada Golkar Kota Jogja

 

"Kota Jogja itu seharusnya lima tapi di saat terakhir ada satu yang mundur dan mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. Untuk yang mundur itu Ariyanto, dia pengusaha Bakpia," ucapnya.

 

"Jadi Golkar Kota Jogja itu empat, Heroe Poerwadi, Afnan Hadikusumo, Singgih Raharjo, dan Agus Mulyono," lanjut Erwin.

 

Terkait penyebab mundurnya Ariyanto, Erwin mengaku tidak tahu secara pasti. Namun, Golkar DIY menghormati keputusan Ariyanto meski sebenarnya berat.

 

"Saya tidak tahu juga (penyebab mundurnya Ariyanto). Padahal kita berharap pengusaha seperti dia dan punya latar belakang akademisi kita berharap bisa mewarnai ini. Tapi karena itu pilihan politik beliau ya kita hormati saja," ujarnya.

 

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Jateng-DIY, Iqbal Wibisono menambahkan, semua bakal calon dari manapun asalnya, baik itu internal Golkar, eksternal Golkar, incumbent maupun belum incumbent melalui tahapan yang sama. Selain itu, mereka harus menjalani survei.

 

"Survei ini menjadi pertimbangan yang pertama, apakah calon ini lanjut atau tidak lanjut. Dan survei ini semuanya menjadi beban dan tanggungjawab calon," katanya.

 

"Karena survei tentu saja ada materialnya. Karena kita akan tahu persis tentang apakah calon itu punya elektabilitas, apakah calon itu punya popularitas, dan tentu saja kita yakini semua calon mempunyai modal, baik itu modal sosial, modal politik, modal kapital dan modal yang lain," lanjut Iqbal.

 

Survei sendiri, lanjut Iqbal, pada tahap pertama berlangsung bulan April-Mei, Juni-Juli kemudian Agustus-September. Sehingga semua balon bakal menjalani tiga kali survei.

 

"Jadi tiga kali sebelum kita memutuskan rekomendasi dan semua bakal calon harus mengikuti survei tiga kali. Kami bekerjasama dengan 17 lembaga survei tingkat nasional yang memiliki kredibilitas yang tinggi," ujarnya.

 

Selain itu, Iqbal memastikan tidak ada prioritas khusus bagi kader Golkar yang ikut dalam survei tersebut. Mengingat Golkar menempatkan semua bakal calon pada tempat yang sama.

 

"Karena itu kita menempatkan semua calon pada porsi yang sama dan tidak pengecualian bahwa calon incumbent itu harus menjadi utama, ketua Golkar harus jadi prioritas utama," ucapnya.