src="https://kabargolkar.com/wp-content/uploads/2018/12/TGB-demokrat.jpg" alt="TGB" width="700" height="467" />
Dalam acara seremonial Partai Demokrat (net/kabargolkar.com)[/caption]
selanjutnya:
Gubernur NTB dua periode
Gubernur NTB dua periode
Keberhasilannya memimpin Provinsi NTB dalam periode 2008-2013 membuatnya yakin untuk maju kembali dan meneruskan kepemimpinannya di sana. Dalam pencalonannya untuk periode 2013-2018 ini, TGB maju bersama Muhammad Amin. Tidak tanggung-tanggung, pasangan ini diusung oleh koalisi besar (Demokrat, Golkar, Gerindra, PDIP, PPP, PAN). Pasangan TGH. M. Zainul Majdi - Muhammad Amin berhasil memenangkan Pilkada, mendapatkan suara sebanyak 1.038.642 pemilih atau 44,36 persen suara.
[caption id="attachment_17333" align="aligncenter" width="700"]
Dr. TGH. M. Zainul Majdi - Muhammad Amin (net/kabargolkar.com)[/caption]
Dukung Prabowo di 2014
Pada Pilpres 2014, TGB mengambil langkah berseberangan dengan Partai Demokrat. Kala itu, PD memutuskan untuk netral dan tidak memilih Jokowi� ataupun Prabowo. Berbeda dengan keputusan partainya, Tuan Guru Bajang mendukung pencalonan Prabowo-Hatta Rajasa. Dukungan ini mampu membawa Prabowo-Hatta menang di NTB. Tercatat Prabowo-Hatta memperoleh�1.844.178 suara atau 72,45 persen�suara masyarakat NTB.
[caption id="attachment_17334" align="aligncenter" width="830"]
Mendukung Prabowo di 2014 (pepnews)[/caption]
selanjutnya:
Dukung Jokowi 2019
Dukung Jokowi di 2019
Keputusan besar kembali dilakukan olehnya. Pada Pilpres 2019 nanti, dirinya sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi untuk meneruskan kepemimpinan di periode kedua, 2019-2024. Keputusan yang dilontarkannya pada Juli 2018 lalu ini mendapat kecaman dari Partai Demokrat. Padahal waktu itu PD belum memberikan keputusan apapun terkait dukungan kepada salah satu pasangan calon yang akan berlaga di Pilpres 2019.
[caption id="attachment_17335" align="aligncenter" width="712"]
Mendukung Jokowi di Pilpres 2019 (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)[/caption]
Mundur dari Partai Demokrat
Tidak lama setelah dirinya secara terbuka mendukung Jokowi di 2019, Tuan Guru Bajang pun mengundurkan diri dari keanggotaannya sebagai kader Partai Demokrat. Tuan Guru Bajang tidak ingin berpolemik terkait keputusannya yang berbeda dengan garis partainya. Dia beralasan keputusan ini diambil karena alasan pribadi. Surat pengunduran dirinya ini diterima oleh Ketua Umum Partai Demokrat, susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
selanjutnya:
Isu bergabung ke Partai Nasdem
Isu bergabung ke Partai Nasdem
Setelah keluar dari Partai Demokrat. TGB diisukan bergabung ke Partai Nasdem. Hal tersebut sempat ramai disuarakan oleh para petinggi Partai Nasdem. Namun, kemudian perihal ini dibantah oleh TGB pada Senin (17/12/2018). Pada waktu itu, TGB mengatakan dirinya menghormati Partai Nasdem, dan belum bergabung dengan partai manapun.
[caption id="attachment_17337" align="aligncenter" width="910"]
Tuan Guru Bajang sempat diisukan bergabung dengan Partai Nasdem�(Foto: Suara Pembaruan/Yeremia Sukoyo)[/caption]
TGB Bergabung di bawah naungan Partai Golkar
Setelah isu bergabung dengan partai Nasdem, kemudian muncul kabar Tuan Guru Bajang berlabuh di Golkar. Akhirnya, pada Kamis (20/12/2018) Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto secara resmi mengumumkan bergabungnya TGB. Golkar merupakan partai ketiga dalam karir politik ulama ini. Dengan kehadirannya, semoga hal ini dapat menambah semangat juang bagi seluruh kader Partai Golkar di wilayah Indonesia. TGB juga langsung mendapatkan amanah memegang �dua jabatan di Partai Golkar. Pertama sebagai Koordinator Bidang Keumatan dan kedua sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar.
[caption id="attachment_17339" align="aligncenter" width="712"]
TGB dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Tribun/Vincentius Jyestha)[/caption]
(kabargolkar)