[caption id="attachment_17566" align="aligncenter" width="722"]
Caleg DPRD Kota Sibolga Dapil Sibolga 2 No. Urut 4, Martin Jasenson Harefa. [foto: istimewa][/caption]
kabargolkar.com, SIBOLGA - Ada berbagai banyak peninggalan sejarah perjuangan kemerdekaan di Kota Sibolga, Salah Satunya adalah Makam Tua yang terdapat di wilayah Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan,
Hal ini yang disampaikan oleh Martin Jasenson Harefa, salah seorang warga Jalan. Kol. Eben Ezer Sigalingging, Kelurahan Aek Parombunan Kec. Sibolga Selatan. Kota Sibolga kepada Tim Liputan.
Menurut Martin, saat menyaksikan peninggalan sejarah ini berbentuk makam yang telah lama tidak terjaga kelestariannya, kurangnya perhatian sehingga makam ini hampir luput dari pandangan masyarakat setempat.
“Awalnya saya berniat mencari posko untuk pemenangan saya, kebetulan saya adalah seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai Golkar, jadi saya pantau lah lokasi sekitar rumah saya, di mana letak dan posisi yang tepat untuk saya gunakan sebagai tempat bersosialisasi dan penggalangan kepada masyarakat, Jadi, lokasi ini saya temukan sebagai lokasi yang cocok dan tepat, Pada saat pembersihan lokasi bersama tim, barulah kami perhatikan ada makam tua yang menurut warga setempat adalah makamnya para orang Belanda dan Jepang yang telah lama berada disini,“ jelasnya.
Martin menambahkan, makam tersebut terkesan seperti tidak diperhatikan, padahal bisa menjadi salah satu situs sejarah yang perlu dijaga dan dirawat,
"Untuk itu saya berharap adanya perhatian dari pemerintah khususnya, serta warga dalam hal menjaga kelestarian ini untuk menjadi nilai tambah sejarah dari keberadaan penjajah di Kota Sibolga “ tegas Caleg DPRD Kota Sibolga Dapil Sibolga 2 No. Urut 4 ini.
Menurut penjelasan salah serang warga yang sekaligus penjaga makam, Tulang H. Nainggolan mengatakan, makam itu adalah makam tua yang sudah memang sangat lama sekali,
"Kebetulan saya di sini ditugaskan memang untuk menjaga makam pekuburan cina ini, Tetapi kalau ada kesempatan, kadang makam tua peninggalan Belanda dan Jepang ini saya bersihkan, Saya harap kiranya ada perhatian, agar makam ini sebagai salah satu peninggalan sejarah dari pemerintah dan juga masyarakat setempat “ pungkasnya. [tim liputan]