Kabargolkar.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Christina Aryani mengingatkan pelajar, mahasiswa dan anak muda untuk mewaspadai penyebaran ideologi radikalisme melalui internet.
Dia menegaskan platform media sosial saat ini banyak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk berebut pengaruh melalui internet dan anak-anak muda menjadi sasaran empuk dari propaganda yang dilakukan.
"Pengaruh internet ini luar biasa sekali termasuk dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk memengaruhi khususnya kaum muda kita. Sehingga saya mengajak teman-teman muda untuk mewaspadai ini, membentengi diri dengan bekal pengetahuan yang cukup terkait kebangsaan dan nasionalisme sehingga tidak muda terpengaruh," kata Christina saat melakukan sosialisasi 4 Pilar di hadapan 150 siswa SMA Bunda Kandung, Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Dijelaskan Christina, banyak riset yang memberi gambaran tentang hal ini, satu diantaranya yang pernah dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menemukan bahwa sekitar 58 persen anak muda belajar agama melalui internet.
Jumlah tersebut bisa bertambah seiring dengan pembelajaran online selama kurang lebih dua tahun terakhir.
"Dan kita juga kan sudah ada kasus seorang anak WNI Nurshadrina Khaira Dhania yang sempat berbagi pengalamannya bagaimana perjalanan dia bisa sampai ke Suriah karena sebenarnya terpengaruh dari internet saat dia usia 16 tahun. Jadi ini patut menjadi perhatian kita," ucapnya.
Legislator Golkar dari Dapil DKI Jakarta II ini juga menambahkan, selain mewaspadai radikalisme, anak muda perlu memastikan penerapan nilai-nilai kebangsaan pada era digital saat ini.
Bagi Christina, ruang digital harus dirawat sama persis dengan kita merawat dunia fisik kita sehari-hari.
Tercatat lanjut dia, pengguna aktif internet di Indonesia saat ini mencapai 202,6 juta pengguna.
Dan peningkatan tersebut perlu diimbangi dengan pemahaman beraktivitas di ruang digital yang baik.
"Artinya masyarakat terus kita dorong untuk memanfaatkan internet secara positif, tidak mudah terpengaruh hoaks, isu-isu kekerasan baik terhadap anak maupun perempuan, termasuk penyebaran nilai-nilai yang bertentangan dengan pancasila, dan saya ingatkan khusus soal kampanye perkawinan anak di bawah umur yang marak juga di internet; itu semua harus kita waspadai bersama," tandasnya.